Seperti yang tekah diketahui sebelumnya kalau kehebatan Barcelona dalam memenangkan pertandingan itu seolah tiada tandingannya. Menghadapi tim sekelas Barcelona seolah sangat mustahil untuk mengharapkan kemenangan. Gaya permainan Tiki Taka yang diterapkan itu menjadi dasar dan juga latar belakang bagaimana kehebatan itu terjadi. Selain itu kesolidan dan kekompakkan yang ada diantara para pemain juga menjadi salah satu alasan kuat mengapa El Barca sangat sulit dihadapi.
Mulai dari era Rijkaard lalu Guardiola kemudian Vilanova adalah era kejayaan dan kedigdayaan Los Cules di pentas Eropa. Puncak era kehebatan itu ada pada saat El Barca masih ditangani oleh mantan pelatih Barcelona B mereka, Pep Guardiola yang kini sudah menjadi bagian dari kejayaan Bayern Munchen. Selama kurang lebih emapt musim menukangi Barcelona, Pep berhasil membantu Barca meraih sejumlah gelar bergengsi di Eropa. Hingga saat ini sangat sulit bagi tim lain untuk mengikuti pencapaian Tersebut.
Anehnya di kala beralih ke masa kepelatihan Tito Vilanova – mantan assisten Pep Guardiola dulu – performa Barca terlihat mulai menurun walaupun masih menyisakan sisa kehebatan di era Pep. Penampilan paling buruk El Barca adalah kala bermain di babak semifinal Liga Champions yang lalu. Berhadapan dengan wakil asal Bundesliga, Bayern Munchen, Barcelona gagal meraup satu kemenangan pun dalam dua pertemuan kedua tim. Leg I kalah 4-0. Leg II kembali kalah 3-0.
Menurut mantan pelatih timnas Rusia dan Inggris, Fabio Capello kalau taktik dan gaya permainan yang dimainkan oleh Barcelona saat ini sudah mulai terkuak kelemahannya yang selama ini sangat sulit diketahui dan dikalahkan. Munchen adalah tim pertama yang berhasil melakukannya bahkan sangat baik dalam menghancurkan gaya permainan yang dimainkan El Barca. “Barcelona tidak seharusnya tetap menerapkan gaya yang sama setiap musimnya. Seharusnya ada perbedaan setiap kali bermain”, tutur Capello.
Di tangan Gerardo Martino, Capello yakin mantan pelatih Paraguay itu akan memberikan dimensi berbeda. Sedikit demi sedikit gaya permainan Tiki Taka akan ditinggalkan meskipun tidak sepenuhnya bakal ditinggalkan mengingat gaya Tiki Taka merupakan ciri khas Los Cules. Apalagi Puyol sudah mulai kehilangan sentuhan magisnya dalam menggalang lini pertahanan bersama duetnya Pique di lini belakang. Martino pasti bakal memutar otaknya untuk mencari strategi hebat lainnya.(SC)