Keberhasilannya membantu klub besutannya kini Juventus untuk merajai kembali Serie A dalam dua musim berturut-turut adalah alasan mengapa dirinya bakal dicalonkan menjadi calon pelatih terbaik dunia. Dia yang dimaksudkan kali ini adalah Antonio Conte, allenatore Juventus. Dirinya mulai menukangi Juventus kala Juve kembali ke Serie A setelah menjadi jawara Serie B beberapa musim yang lalu.
Conte tidak langsung menukangi I Bianconeri saat salah satu klub besar kota Turin ini kembali bermain di pentas tertinggi di Liga Italia. Saat itu Juve masih mempercayakan Claudio Ranieri yang berhasil mengantarkan Gianluigi Buffon cs kembali bermain di kerasnya persaingan di level tertinggi sepak bola Italia. Sayangnya tangan dingin Ranieri kala membantu Juve promosi ke Serie A tidak cemerlang.
Ranieri gagal mengangkat performa Si Nyonya Tua. Juventus terlihat mengalami kesulitan dalam bermain di level atas setelah promosi. Padahal di dalam tim utama Juve saat itu masih bercokol sejumlah pemain bintang Italia dan dunia yang masih kerasan dan betah serta rela tetap berkostum Juve kala Juve terdegradasi ke Serie B akibat Calciopoli yang terjadi karena campur tangan mantan direktur olahraga mereka dulu, Luciano Moggi.
Lihat saja saat itu masih ada nama-nama seperti Gianluigi Buffon, Alessandro del Piero, Giorgio Chiellini dan beberapa pemain lainnya. Namun karena strategi yang diterapkan tidak dapat diandalkan untuk menghadapi tim-tim level tinggi inilah yang membuat Ranieri gagal hingga akhirnya dipecat dan digantikan oleh Conte yang kala itu masih menangani Siena. Siena berhasil dibawanya menjadi juara Serie B dan promosi pada tahun berikutnya itu yang membuat Juve mempercayakan kursi kepelatihannya kepada Conte.
Mulai pada saat itulah Antonio Conte berhasil meracik kembali tim yang diinginkannya menjadi seperti saat ini. Keberhasilannya di Italia dan di level Eropa membuat dirinya kini diyakini sudah pantas untuk bersanding dengan pelatih sekaliber Fabio Capello, Carlo Ancelotti, Jose Mourinho, Arsene Wenger dan beberapa nama lainnya. Mengetahui dirinya dibandingkan dengan pelatih bernama besar, Conte hanya berusaha merendah dengan mengatakan kalau dirinya masih membutuhkan jam terbang yang banyak untuk menjadi pelatih seperti yang disebutkan diatas.(SC)
